Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.
a. Produksi
Kegiatan
produksi adalah usaha manusia untuk menghasilkan atau mengubah barang atau jasa
yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Produksi juga dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia yang menghasilkan atau menambah kegunaan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, pabrik tekstil mengolah serat kain
dari bahan mentah menjadi kain, kemudian kain diolah menjadi pakaian yang siap
digunakan. Kain yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sandang, akan tetapi kain itu akan lebih berguna apabila diolah lagi menjadi
pakaian. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen.
Jenis-jenis kegiatan produksi dapat dikelompokkan berdasarkan bidang usaha
pengolahan sumber dayanya. Jenisjenis kegiatan produksi menurut bidang usahanya
adalah sebagai berikut.
1.
Bidang
usaha ekstraktif adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pengambilan
atau pemanfaatan sumber daya alam secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu
Misalnya, penambang yang mengambil hasil tambang atau nelayan yang menangkap
ikan di laut.
2.
Bidang
usaha agraris adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang pengolahan atau
pengelolaan tanah. Contohnya, petani yang mengolah tanah untuk dijadikan sawah
atau kebun.
3.
Bidang
usaha industri, adalah kegiatan produksi yang bergerak
di bidang pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi. Misalnya, industri pengolahan kapas menjadi benang, industri otomotif,
dan kerajinan.
4.
Bidang
usaha perdagangan adalah kegiatan produksi yang bersifat menambah nilai guna
barang dengan cara menjual barang dari produsen ke konsumen. Suatu barang akan
lebih berguna bila berada di tempat yang lebih membutuhkan, maka sebenarnya
kegiatan niaga pun termasuk kegiatan produksi. Seperti sayuran di desa diangkut
ke kota yang lebih membutuhkan atau barang yang tersimpan di gudang pabrik akan
lebih bermanfaat bila disalurkan atau dijual kepada konsumen yang lebih
membutuhkan. Contoh usaha produksi di bidang perdagangan antara lain: toko
kelontong, agen koran, atau supermarket.
5.
Bidang
usaha jasa adalah kegiatan produksi yang bergerak di bidang jasa dan pelayanan.
Misalnya bank, pos, agen perjalanan, restoran, rumah sakit, dan bengkel.
Kegiatan
produksi tidak dilaksanakan tanpa ada faktor-faktor produksi atau sumber daya
ekonomi. Faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat faktor produksi, yaitu
faktor alam, tenaga kerja, faktor modal dan kewirausahaan. Faktor produksi alam
dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan faktor produksi modal
dan kewirausahaan disebut faktor produksi turunan. Faktor alam dan tenaga kerja
disebut faktor produksi asli karena dengan dua faktor tersebut, manusia sudah
dapat menghasilkan barang. Dan faktor modal dan kewirausahaan disebut faktor
produksi turunan karena faktor ini sebagai akibat adannya faktor produksi asli.
Keempat faktor ini akan menentukan berhasil tidaknya kegiatan produksi. Berikut
ini, penjelasan masing-masing faktor produksi.
1) Faktor produksi alam adalah faktor
produksi yang disediakan oleh alam sebagai bahan mentah atau bahan baku
produksi. Contohnya, tanah telah disediakan oleh alam, manusia dapat
menggunakan untuk lahan pertanian, pabrik, perkebunan, peternakan, tempat untuk
usaha atau air dapat digunakan untuk pengairan.
2) Faktor produksi tenaga kerja. Tenaga
kerja adalah sumber daya manusia yang dapat digunakan kemampuannya untuk proses
produksi. Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a)
Tenaga
kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan
formal. Contoh tenaga kerja ini antara lain, dokter, guru, dan konsultan.
b)
Tenaga
kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang memelukan latihan
ketrampilan, seperti : tukang kayu, atau sopir.
c)
Tenaga
kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan dan latihan secara khusus, seperti: kuli angkut, pelayan,
atau tukang sapu.
3) Faktor produksi modal adalah segala
hasil produksi yang dibuat manusia dengan tujuan untuk menghasilkan
barangbarang atau jasa-jasa lain. Modal tidak hanya berupa uang tetapi bisa juga
berupa barang, contoh modal, gedung, mesinmesin, bahan mentah atau bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi.
4) Faktor kewirausahaan adalah kemampuan
seseorang atau beberapa orang untuk menyatukan semua faktor produksi agar dapat
menghasilkan barang tertentu. Faktor produksi ini merupakan kemampuan
menjalankan suatu perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan secara
efisien dan menguntungkan. Kewirausahaan
sangat besar peranannya dan sebagai penentu dalam pelaksanaan serta hasil yang
ingin dicapainnya. Faktor keahlian meliputi tiga faktor keahlian, yaitu sebagai
berikut.
a) Keahlian mengatur (managerial skill) adalah
kemampuan memimpin dan menggunakan setiap kesempatan yang ada dengan
sebaik-baiknya dan berani menanggung risiko.
b) Keahlian
bidang teknis (tehnological skill) adalah kemampuan mengkombinasikan
faktor-faktor produksi sehingga dapat menghasilkan barang / jasa.
c) Keahlian
mengorganisasi (organizational skill) adalah kemampuan mengorganisasi berbagai
usaha, baik perusahaan ataupun di luar perusahaan.
Pola permukiman linier di sepanjang rel
kereta api biasanya hanya terkonsentrasi di sekitar stasiun kereta api yang
ramai dikunjungi orang. Rel kereta api dan stasiun kereta api merupakan sarana
vital yang mampu menghubungkan berbagai tempat yang berjauhan, sehingga sangat
banyak dikunjungi dan menarik untuk ditinggali. Pola permukiman linier di
sepanjang rel kereta api lazim ditemukan di Pulau Jawa saja.
4. Pola Kegiatan Ekonomi
Penduduk, Penggunaan Lahan, dan
Pola Permukiman
Pola Permukiman
Kegiatan ekonomi masyarakat dapat
dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola
permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk
Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan
bumi tidak rata? Ada yang berupa dataran rendah, dataran tinggi, dan
pegunungan. Nah, dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan
lingkungannya. Dengan demikian, kegiatan ekonomi penduduk pun berkaitan erat
dengan lingkungannya. Berbicara tentang kegiatan ekonomi penduduk artinya
berbicara tentang mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian merupakan suatu
kegiatan sehari-hari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan
keluarganya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha
mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan
berdasarkan jenis pekerjaan (pertanian dan bukan pertanian).
a. Mata
Pencaharian di Bidang Pertanian
Pengertian
pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam
arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian meliputi
kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela, tanaman
palawija, dll.
1)
Pertanian
Pertanian
merupakan mata pencaharian yang telah berabad-abad dilakukan sebagian besar
penduduk Indonesia. Itulah sebabnya, Indonesia sering juga disebut sebagai
negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh penduduk di bidang
pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah. Berladang ialah bentuk
kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar hutan. Kegiatan
berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk membakar hutan
untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk pindah ke tempat lain
dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan yang baru.
Bertegalan
ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan, tetapi
pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo, umbi-umbian,
jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem pengairan dan
pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah tadah hujan
(pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya melalui
saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran
sungai), sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan dipengaruhi
oleh pasang surut air laut).
2. Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
Ada 2 jenis perkebunan yaitu;
1. Perkebunan Rakyat
2. Perkebunan Besar
Perkebunan rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Luas lahan relatif kecil
2. Memiliki modal yang kecil
3. Manajemen yang masih sederhana
4. Menggunakan teknologi pertanian seadanya dan bibit yang
seadanya
5. Biasanya dimiliki oleh perorangan
Sedangkan perkebunan besar memiliki ciri ciri sebagai berikut;
1. Biasanya dimiliki oleh perusahaan besar atau dimiliki oleh pemodal besar
2. Menggunakan manajemen yang sudah modern
3. Perkebunan yang dimiliki biasanya merupakan bahan baku untuk keperluan industri
4. Memiliki lahan yang relatif luas
2. Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
Ada 2 jenis perkebunan yaitu;
1. Perkebunan Rakyat
2. Perkebunan Besar
Perkebunan rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
1. Luas lahan relatif kecil
2. Memiliki modal yang kecil
3. Manajemen yang masih sederhana
4. Menggunakan teknologi pertanian seadanya dan bibit yang
seadanya
5. Biasanya dimiliki oleh perorangan
Sedangkan perkebunan besar memiliki ciri ciri sebagai berikut;
1. Biasanya dimiliki oleh perusahaan besar atau dimiliki oleh pemodal besar
2. Menggunakan manajemen yang sudah modern
3. Perkebunan yang dimiliki biasanya merupakan bahan baku untuk keperluan industri
4. Memiliki lahan yang relatif luas
3)
Perikanan
Perikanan
merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan ikan. Perikanan
dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan
darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang terdapat
di sepanjang pantai yang landai.
4)
Peternakan
Peternakan meliputi usaha pemeliharaan
dan pembiakan hewan ternak. Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi
tiga golongan. Peternakan unggas meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras,
itik, angsa, dan burung. Peternakan hewan kecil meliputi peternakan kambing,
domba, babi, kelinci. Peternakah hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau,
dan kuda.
5)
Kehutanan
Hutan
sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata
pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar.
Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh
pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat
mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu
disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia.
b. Mata Pencaharian di Bidang Nonpertanian
Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan jasa.
Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan jasa.
1)
Pertambangan
Termasuk
dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan, pengambilan, dan
pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam bumi. Untuk
mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan penelitian atau
eksplorasi. Jika hasil eksplorasi menunjukkan terdapat barang tambang yang
memiliki nilai ekonomi tinggi di suatu tempat, dilakukanlah eksploitasi atau
pengambilan barang tambang tersebut. Menurut wujudnya, barang tambang dapat
dibedakan menjadi
(1)
barang
tambang padat seperti emas, perak, batu bara;
(2)
barang
tambang cair seperti minyak bumi, dan
(3)
barang
tambang gas seperti gas alam.
Menurut
kegunaannya, barang tambang dapat dikelompokkan menjadi;
(1)
barang
tambang energi migas, seperti minyak bumi dan gas bumi,
(2)
barang
tambang energi nonmigas seperti batu bara,
(3)
barang
tambang mineral logam, seperti emas, perak, bauksit, nikel;
(4)
bahan
tambang meniral nonlogam seperti aspal, fosfat;
(5)
batuan
seperti marmer, pasir besi, koalin.
2)
Perindustrian
Perindustrian
merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri dapat dibedakan
menjadi ;
(1)
industri
rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga dengan jumlah tenaga kerja kurang
dari 5 orang,
(2)
industri
kecil dengan jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang,
(3)
industri
sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang,
(4)
industri
besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Produk industri antara
lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel, besi baja.
3)
Pariwisata
Indonesia
memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber pendapatan
penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata, daerah tujuan
wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Keberadaan suatu objek
wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor lain, misalnya usaha
cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.
4)
Jasa
Jasa
merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru menjual
jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga keamanan.
Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di antaranya
ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.
2. Penggunaan Lahan
Ingatlah bahwa dalam
usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha beradaptasi dan memanfaatkan
lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah. Dengan demikian, tanah sangat penting
bagi manusia. Lahan adalah tanah garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang
memiliki nilai atau kegunaan. Nah, bagaimana manusia memanfaatkan lahan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya? Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat
lain berbada. Secara umum, dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan
penggunaan lahan di kota
a. Penggunaan Lahan di Pedesaan
Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:
(1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah
(2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya
(3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan
(4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk lainnya.
Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:
(1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah
(2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya
(3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan
(4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk lainnya.
Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan
dicerminkan oleh aktivitas dalam menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kehidupan ekonomi penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa
tersebut. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya
diklasifikasikan seperti berikut.
(1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan.
(2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan.
(3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.
(1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan.
(2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan.
(3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.
b. Penggunaan Lahan
di Perkotaan
Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas. Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut.
(1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden
(2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal.
(3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll.
(4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari TK sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll.
(5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit, puskesmas, laboratorium, dll.
(6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi.
(7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas tentara dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya.
Kota merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dengan berbagai aktivitas. Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya, lahan di kota bernilai ekonomis lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut.
(1) Pusat pemerintahan: lahan digunakan untuk bangunan kantor-kantor pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan sampai kantor presiden
(2) Pusat perdagangan: lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar, mulai dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mal.
(3) Pusat perindustrian: lahan digunakan untuk pabrik, gudang, dll.
(4) Pusat pendidikan: lahan digunakan untuk bangunan sekolah, mulai dari TK sampai perguruan tinggi, lengkap dengan sarana olahraga, dll.
(5) Pusat kesehatan: lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit, puskesmas, laboratorium, dll.
(6) Pusat rekreasi: lahan digunakan untuk sarana rekreasi.
(7) Pusat pertahanan dan keamanan negara: lahan digunakan untuk markas tentara dan polisi dan semua yang terkait dengan aktivitasnya.
3. Pola Permukiman
Permukiman
merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan tertentu. Manusia
biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu sama lain, karena pola
interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukiman-permukiman yang dibangun
oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan
di kawasan tersebut. Oleh karena itu, pola-pola pemukiman di setiap wilayah
memiliki ciri tersendiri. Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang
banyak dijumpai di Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola
terpusat (nucleated), dan pola tersebar (dispersed).
1. Pola Memanjang (Linier)
Pola
memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang dibangun
membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang umumnya ditemukan
pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan raya, atau garis
pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan tersebut
memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita ketahui, sungai, jalan, maupun
garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik lainnya, sehingga
masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah mereka
dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.
a.
Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai
Pola
ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air yang melimpah dan sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya sumber air dan
sarana transportasi. Permukiman penduduk di sepanjang alur sungai biasanya
terbentuk di sisi kanan dan kiri sungai dan memanjang dari hulu hingga ke
hilir. Di Indonesia, pola permukiman ini banyak ditemukan di sepanjang
sungaisungai besar, seperti Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di
Kalimantan.
b.
Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya
Perkembangan
kemajuan zaman memicu munculnya banyak jalan raya sebagai sarana transportasi
yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya yang ramai membantu pertumbuhan
ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya untuk membangun permukiman di
sepanjang jalan raya. Pola permukiman linier di sepanjang jalan raya dapat
ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia.
c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang
Rel Kereta Api
d.
Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai
Pola
permukiman ini biasanya dibangun oleh penduduk yang memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan. Pola permukiman linier di sepanjang pantai dapat ditemukan di
berbagai kawasan pantai dan desa-desa nelayan di Indonesia.
2. Pola Terpusat (Nucleated)
Pola terpusat merupakan pola
permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang dibangun memusat pada satu titik.
Pola terpusat umumnya ditemukan pada kawasan permukiman di desa-desa yang
terletak di kawasan pegunungan. Pola ini biasanya dibangun oleh penduduk yang
masih satu keturunan.
3.
Pola Tersebar (Dispersed)
Pada
pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan bertanah
kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar umumnya
ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat terbentuk
karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu sumber air, terutama air
tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang memiliki sumber air bagus.
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa dalam persebarannya biasanya penduduk membangun
rumah di kawasan-kawasan yang dapat menunjang kegiatan kesehariannya, terutama
kegiatan yang menunjang ekonomi mereka. Oleh karena beragamnya pencaharian
masyarakat, maka permukimanpermukiman penduduk di Indonesia pun tersebar pada
kawasan-kawasan tertentu. Salah satu penyebab tidak meratanya persebaran
permukiman penduduk adalah perekonomian masyarakat. Sejak zaman dahulu, Jawa
telah menjadi pusat pemerataan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya,
penduduk banyak berdatangan ke Pulau Jawa untuk mencari barang dan pekerjaan
karena mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Padahal, kawasan-kawasan lain di
Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi.